Selasa, 02 November 2010

Brand Activation dalam AIDA

Ketika buka email, dapat pemberitahuan dari moderator salah satu forum terbesar di Indonesia. K*SK*S, bahwa postingan dari sebuah thread akan di archived, daripada kehilangan posting itu, aku kumpulin aja disini, siapa tau berguna.

Ntah waktu itu awalnya ngobrolin apa, tentang brand, lalu bahas tentang Brand Activation, dan aku posting tentang Brand Activation, sederhana dan simpel aja, ini postingannya:


Brand Activation merupakan proses 'menghidupkan' brand di masyarakat dan menciptakan persepsi di benak konsumen, bisa melalui iklan, event, acara promo (seperti menggunakan SPG dan booth di supermarket), dll.

Brand Activation dilihat dari sisi Market Response, dapat dipetakan menjadi 4 poin, yang di singkat menjadi AIDA yaitu, Attention, Interest, Desire, dan Action.

Attention/Awareness
Mencuri perhatian masyarakat, dan membuat konsumen merasa ingin tahu tentang produk, atau brand.

Interest
Menciptakan ketertarikan masyarakat terhadap sebuah brand.
Seperti, kita tahu brand mobil BMW, dan mungkin sebagian dari kita juga tertarik untuk membeli. Meski tidak semua dari kita membeli atau menjadi konsumen produk ini.
Ada beberapa faktor, mungkin harganya terlalu mahal, atau didaerah tempat tinggal kita tidak tersedia, dll. 4P (Price, Place, Product, Promotion) marketing mix.

Atau mungkin hanya karena kita memang tidak berniat membeli, hanya tertarik. Seperti kita melihat handphone baru, kita tertarik, dan mampu membeli, tapi memang tidak ingin.

Desire
Dimana kita memiliki hasrat untuk membeli sebuah produk.
Seperti ketika kita melihat iklan sebuah handphone, kita tau, tertarik, dan ingin membeli.

Action
Tahap ketika konsumen sudah melakukan transaksi atau menjadi konsumen.

Dalam Brand Activation, juga perlu dipersiapkan dengan matang tentang kesediaan produk, kualitas produk, dll. Dan yang ngga kalah penting juga, support dari divisi lain juga di perlukan, sales, distribusi, dll. Karena Brand Activation, bisa menjadi Brand Deactivation

seperti contoh kasus berikut:

Di supermarket, sedang ada promo minuman berasa. ada rasa jeruk, mangga, dll. Setelah mencoba, konsumen suka dengan yang rasa anggur, dan ingin membeli. Setelah sampai di rak, ternyata yang tersedia hanya rasa lain, dan setelah di tanyakan, memang yang rasa anggur out of stock!!

Kekecewaan dari konsumen, bisa menciptakan Brand Perception yang negatif di benak konsumen. Yang awalnya ingin melakukan Brand Activation, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.

Dalam Brand Activation — mempromosikan barang yang stock out adalah pemborosan resources! Brand Deactivation seperti ini harus dimonitor secara ketat oleh pemilik brand.

IMHO CMIIW